Warga Korea Selatan mengucapkan selamat tinggal kepada panda Fu Bao. Image: New Straits Times |
Libas.id - Pada tanggal 3 April, sebuah peristiwa yang sangat istimewa terjadi di Chengdu, Provinsi Sichuan. Sebuah pesawat sewaan mendarat dengan aman di Bandara Internasional Shuangliu Chengdu, membawa seorang penumpang yang sangat spesial, yaitu panda raksasa bernama Fu Bao.
Fu Bao, yang lahir dari induk panda jantan dan betina Le Bao dan Ai Bao, adalah panda raksasa pertama yang lahir di Korea Selatan (Korsel). Orang tua Fu Bao adalah dua panda yang dipinjamkan oleh China kepada Korsel pada tahun 2016. Kelahiran Fu Bao dianggap sebagai momen bersejarah dalam hubungan antara kedua negara, menandai kolaborasi yang sukses dalam upaya pelestarian spesies panda yang terancam punah.
Kedatangan Fu Bao di Chengdu adalah sebuah acara yang dinantikan oleh banyak orang, karena panda raksasa ini akan disambut dengan hangat dan ditangani dengan hati-hati oleh para ahli konservasi panda di Tiongkok. Setelah mendarat di bandara, Fu Bao akan menjalani pemeriksaan oleh petugas bea cukai untuk memastikan bahwa semua prosedur impor berjalan lancar. Proses ini sangat penting untuk memastikan kesejahteraan Fu Bao dan untuk memastikan bahwa tidak ada risiko kesehatan yang timbul selama perjalanan.
Setelah melewati proses pemeriksaan, Fu Bao akan segera dipindahkan ke basis penangkaran panda raksasa Shenshuping di Cagar Alam Nasional Wolong di Provinsi Sichuan. Ini adalah tempat di mana para ahli panda akan merawat Fu Bao dengan penuh kasih sayang dan memberikan perawatan yang diperlukan selama masa karantina. Masa karantina ini penting untuk memastikan bahwa Fu Bao tidak membawa penyakit apa pun yang dapat membahayakan panda lain di lingkungan penangkaran.
Li Guo, Wakil Direktur Basis Panda Raksasa Shenshuping, mengungkapkan bahwa persiapan untuk kedatangan Fu Bao sudah dilakukan dengan baik. Basis penangkaran telah sepenuhnya disiapkan untuk menyambut panda raksasa ini, dengan fasilitas dan sumber daya yang memadai untuk mendukung kebutuhan Fu Bao selama masa karantina dan selanjutnya. Para ahli panda di Shenshuping telah melakukan persiapan yang teliti untuk memastikan bahwa Fu Bao akan merasa nyaman dan aman di lingkungan barunya.
"Kami akan menentukan waktu yang tepat untuk memperkenalkan Fu Bao ke publik berdasarkan adaptasinya," kata Li Guo.
"Berdasarkan pengalaman sebelumnya, periode adaptasi dapat berkisar dari satu bulan hingga delapan bulan, atau bahkan lebih."
Ini menunjukkan betapa seriusnya China dalam memastikan kesejahteraan dan keberhasilan adaptasi Fu Bao ke lingkungan baru. Mereka memahami bahwa perubahan lingkungan dapat menjadi stres bagi hewan, dan mereka berkomitmen untuk memastikan bahwa proses adaptasi berjalan sebaik mungkin untuk panda raksasa ini.
Fu Bao sendiri adalah hasil dari upaya konservasi yang luar biasa. Kelahirannya di Korea Selatan adalah hasil dari kolaborasi antara kedua negara dalam upaya pelestarian spesies panda. Hal ini juga merupakan bagian dari perjanjian antara China dan Korsel, di mana panda yang dipinjamkan harus kembali ke China sebelum mencapai usia empat tahun. Perjanjian ini menegaskan komitmen kedua negara untuk melindungi spesies panda dan menjaga keberlangsungan hidup mereka di alam liar.
Spesies panda telah lama menjadi simbol perlindungan satwa liar dan kekayaan alam Tiongkok. Upaya konservasi untuk melestarikan spesies ini telah menjadi fokus perhatian di seluruh dunia, karena populasi panda terus menurun akibat hilangnya habitat alami mereka dan ancaman dari perburuan ilegal. Oleh karena itu, setiap langkah yang diambil untuk melestarikan spesies ini sangat penting dan memiliki dampak yang besar dalam upaya konservasi global.
Kehadiran Fu Bao di China adalah sebuah momen penting yang mengingatkan kita akan pentingnya pelestarian spesies dan perlunya kerjasama internasional dalam melindungi satwa liar. Ini adalah sebuah cerminan dari kesadaran dan tanggung jawab kita sebagai manusia untuk menjaga dan melindungi keanekaragaman hayati bumi ini.