Peta Kuno Tahun 1690 dari Italia Berisi Pembagian Nusantara dalam Tiga Wilayah

Peta Kuno Tahun 1690 dari Italia Berisi Pembagian Nusantara dalam Tiga Wilayah

Libas.id - Halo Sobat Pembaca! Kali ini kita akan membahas sebuah peta kuno yang diterbitkan di tahun 1690, karya seorang kartografer terkenal asal Italia, Vincenzo Maria Coronelli. Peta ini bukan sembarang peta, karena secara unik membagi Nusantara ke dalam tiga wilayah utama: Filipina, Maluku, dan Sunda. Yuk, mari kita telusuri lebih dalam bagaimana orang Italia pada masa itu memandang Nusantara dan mengapa peta ini begitu menarik.


Sejarah Kartografi Italia

Orang Italia dikenal sebagai ahli kartografi yang luar biasa pada zamannya. Meski tidak terlalu aktif dalam penjajahan dan pendirian koloni di Nusantara seperti Belanda, Spanyol, dan Portugis, mereka punya peran besar dalam menciptakan peta-peta yang membantu menjelajahi dunia. Coronelli, yang merupakan salah satu kartografer terkemuka Italia, merancang peta ini dengan detail yang mencerminkan betapa pentingnya kawasan Nusantara pada masa itu.

Yang membuat peta ini unik adalah pembagian wilayah Nusantara menjadi tiga bagian besar: Filipina di utara, Sunda di tengah, dan Maluku di bagian timur. Masing-masing wilayah tersebut memiliki karakteristik geografis dan budaya yang berbeda, yang hingga saat ini masih terasa dalam kehidupan sehari-hari masyarakat Indonesia.


Wilayah Sunda di Peta 1690

Salah satu yang paling menarik adalah penempatan wilayah Sunda dalam peta ini. Coronelli memasukkan berbagai pulau besar di bagian barat Nusantara, seperti Bali, Jawa, Kalimantan, Lombok, Sumatera, dan Sumbawa, ke dalam satu kategori yang ia sebut "Sunda." Nama Sunda sendiri pada masa itu sering digunakan oleh bangsa Eropa untuk merujuk ke wilayah barat Nusantara, mencerminkan pentingnya kawasan ini sebagai pusat perdagangan rempah-rempah.

Yang berbeda dari peta ini adalah Pulau Jawa yang biasanya mendapat sorotan besar justru ditampilkan dengan sedikit informasi. Tidak banyak keterangan atau nama-nama tempat yang biasanya ramai memenuhi peta-peta lain. Sebaliknya, pesisir timur Kalimantan, yang pada banyak peta lain hanya diberi keterangan singkat, malah dipenuhi dengan berbagai nama tempat di peta ini.


Maluku: Wilayah Rempah yang Kaya

Selain Sunda, bagian timur Nusantara juga tak kalah penting, yakni Maluku. Wilayah ini terkenal sebagai "Kepulauan Rempah" yang menjadi rebutan banyak bangsa Eropa pada masa lalu. Peta Coronelli menampilkan Maluku yang membentang dari Sulawesi, Flores, hingga Papua, menggambarkan betapa luasnya cakupan wilayah ini.

Wilayah Maluku sangat berharga bagi pedagang Eropa karena sumber rempah-rempah seperti cengkeh dan pala yang langka. Banyak ekspedisi Eropa pada waktu itu diarahkan ke wilayah ini, menjadikannya salah satu kawasan paling penting dalam peta dunia pada abad ke-17.


Filipina: Bagian Utara Nusantara

Bagian ketiga dari peta ini adalah Filipina, yang ditempatkan di wilayah utara Nusantara. Meski saat ini Filipina lebih sering dikaitkan dengan kawasan Asia Timur, pada masa itu Filipina masih dianggap sebagai bagian dari Kepulauan Hindia, bersama dengan Maluku dan Sunda.

Dengan memasukkan Filipina ke dalam peta Nusantara, Coronelli memperlihatkan pandangan geografis Eropa pada masa itu yang memandang kawasan ini sebagai satu kesatuan yang penting. Filipina, dengan berbagai pulau kecil dan besar, juga menjadi salah satu pusat perdagangan dan pelayaran yang ramai pada abad ke-17.


Baca juga: Peta Kuno Tahun 1700 Saat Indonesia Masih Disebut Kepulauan Sunda


Mengapa Peta Ini Menarik?

Peta karya Coronelli ini memberi kita gambaran tentang bagaimana Nusantara dipandang oleh orang-orang Eropa pada masa lalu. Pembagian wilayah Nusantara menjadi tiga bagian besar menunjukkan bahwa kawasan ini memiliki keragaman yang diakui oleh dunia luar. Hal ini juga mencerminkan pentingnya Nusantara sebagai salah satu pusat perdagangan dunia pada saat itu.

Selain itu, peta ini juga menarik karena menunjukkan detail yang tidak biasa. Misalnya, fokus yang lebih besar pada pesisir timur Kalimantan dibandingkan dengan Pulau Jawa, memberikan perspektif baru tentang bagaimana para kartografer melihat wilayah-wilayah yang berbeda di Nusantara.


Penutup

Peta dari tahun 1690 ini menjadi jendela menarik untuk melihat bagaimana Nusantara dibagi dan dipahami oleh bangsa Eropa pada zaman dulu. Pembagian wilayah Filipina, Maluku, dan Sunda dalam peta ini mencerminkan bagaimana orang-orang Eropa pada masa itu melihat kekayaan budaya, sumber daya, dan keragaman yang ada di Nusantara.

Bagi Sobat Pembaca yang tertarik dengan sejarah, peta ini bisa menjadi referensi menarik untuk mempelajari lebih jauh tentang bagaimana persepsi dunia luar terhadap Nusantara terbentuk sejak dulu. Semoga artikel ini bisa menambah wawasan Sobat Pembaca dan semakin mencintai kekayaan sejarah yang kita miliki. Teruslah menggali sejarah dan menemukan hal-hal baru yang menarik!

Post a Comment

Previous Post Next Post

Contact Form