Libas.id - Halo Sobat Pembaca! Apa kabarnya? Kali ini kita akan membahas sebuah peta kuno yang unik dan penuh sejarah. Peta ini berasal dari tahun 1700 dan memberi kita gambaran bagaimana bagian barat Nusantara, yang sekarang kita kenal sebagai Indonesia, dulu disebut sebagai "Kepulauan Sunda." Yuk, kita simak lebih lanjut bagaimana peta kuno Indonesia ini dapat memberi wawasan baru tentang sejarah kita!
Peta Karya Nicolas Sanson
Peta yang diterbitkan di Amsterdam sekitar tahun 1700 ini adalah hasil karya Nicolas Sanson, seorang ahli kartografi asal Prancis. Meski Sanson telah wafat pada 1667, karyanya tetap dihormati dan diedit untuk diterbitkan setelah kematiannya. Salah satu hal menarik dari peta ini adalah penggunaan istilah "Kepulauan Sunda," yang mengacu pada wilayah yang meliputi tiga pulau besar di bagian barat Nusantara: Sumatra, Jawa, dan Kalimantan.
Sebelum istilah "Indonesia" populer seperti sekarang, nama Kepulauan Sunda sering digunakan oleh para ahli geografi dan kartografi Eropa. Saat ini, istilah tersebut lebih sering digantikan dengan "Sundaland" yang merujuk pada wilayah Asia Tenggara purba yang dulunya menyatu dengan daratan benua Asia. Peta ini pun menjadi saksi bisu dari perubahan terminologi dan persepsi wilayah kita dari waktu ke waktu.
Borneo dan Kalimantan
Satu lagi hal menarik yang muncul dari peta ini adalah penggunaan kata "Borneo" untuk menyebut Brunei. Hal ini rupanya turut mempengaruhi penyebutan Pulau Kalimantan di dunia internasional sebagai "Borneo," meskipun bagi kita, pulau tersebut lebih dikenal dengan nama Kalimantan.
Penggunaan nama ini adalah salah satu bukti betapa pengaruh kolonial dan peta-peta kuno mempengaruhi cara dunia memandang wilayah-wilayah di Nusantara. Sampai sekarang, nama Borneo masih dipakai di banyak negara sebagai nama resmi pulau yang menjadi rumah bagi tiga negara, yaitu Indonesia, Malaysia, dan Brunei.
Kepulauan Sunda: Nama yang Terlupakan?
Sebagai bagian dari sejarah yang jarang dibahas, istilah Kepulauan Sunda memang mulai terlupakan oleh banyak orang. Saat ini, lebih umum kita mengenal wilayah tersebut sebagai bagian dari Nusantara atau Asia Tenggara. Namun, peta ini mengingatkan kita bahwa dulu, tiga pulau besar di barat Indonesia ini sering disebut dalam satu nama yang sama, menggambarkan kesatuan geografis dan budaya yang erat.
Melalui peta kuno ini, kita bisa merasakan bagaimana para kartografer dan ahli geografi masa lalu berusaha menggambarkan dunia yang belum sepenuhnya mereka kenal. Meski peta-peta kuno tidak selalu akurat dibandingkan dengan standar modern, mereka tetap menjadi harta karun sejarah yang memberi kita pandangan tentang bagaimana orang-orang zaman dulu melihat dunia.
Baca juga: Unjuk Rasa Pematang Siantar 1947: Jejak Sejarah Negara Sumatera Timur
Mengapa Peta Ini Penting?
Peta kuno Indoensia ini bukan hanya sekadar alat navigasi, tetapi juga dokumen sejarah yang menunjukkan bagaimana persepsi tentang Nusantara terbentuk di mata dunia. Dengan segala keterbatasan teknologi waktu itu, para kartografer seperti Nicolas Sanson berhasil menyusun gambaran dunia yang, meski tidak selalu akurat, tetap memberikan wawasan berharga bagi kita.
Peta Kepulauan Sunda ini juga mengingatkan kita bahwa sejarah Nusantara sangat kaya dan kompleks. Ada banyak nama, istilah, dan konsep yang mungkin sudah jarang kita dengar, tapi sebenarnya memiliki peran penting dalam perkembangan sejarah kita.
Menelusuri Jejak Sejarah Lewat Peta
Melihat kembali peta kuno seperti ini seolah membawa kita menelusuri jejak sejarah yang panjang. Dari sini, kita bisa mempelajari lebih banyak tentang bagaimana Nusantara dipahami oleh dunia luar pada masa lalu. Istilah-istilah seperti Kepulauan Sunda dan Borneo memberi kita gambaran tentang bagaimana interaksi dan persepsi internasional terhadap wilayah kita berkembang seiring waktu.
Jadi, Sobat Pembaca, peta kuno ini bukan hanya sekadar selembar kertas tua, melainkan sebuah jendela menuju masa lalu yang kaya akan cerita dan pelajaran. Semoga artikel ini bisa menambah wawasan dan membuat kita semakin bangga dengan sejarah Nusantara yang begitu berwarna.
Teruslah belajar dan menggali sejarah, karena dari sanalah kita bisa memahami perjalanan panjang bangsa kita hingga menjadi seperti sekarang!